Salam sastra untuk sahabat Sastra Indonesiaku, jaman yang semakin maju tak pernah menyurutkan semangat pemuda pemudi bahkan orang tua untuk menciptakan karya sastra. Seperti tak ada habisnya, karya sastra semakin digemari oleh semua kalangan masyarakat. Lalu, sebenarnya sastra itu apa sih? Sahabat Sastra Indonesiaku ada yang tau? Hmmm... daripada penasaran, kita bahas bersama yuk apa itu sastra.
Pengertian
Sastra
Sastra
merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman". Dalam bahasa Indonesia,
kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau
sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu
dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra
lisan. Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan
bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran
tertentu.
Yang
agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Fungsi
Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Fungsi
rekreatif, adalah memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur pembacanya.
2. Fungsi
didaktif, adalah mendidik para pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan
kebaikan yang terkandung di dalamnya.
3. Fungsi
estetis, adalah memberikan rasa keindahan bagi pembacanya karena memiliki
bahasa yang indah.
4. Fungsi
moralitas, adalah mengandung nilai moral yang tinggi, sehingga pembacanya dapat
mengetahui moral yang baik dan moral yang tidak baik.
5. Fungsi
religius, artinya mengandung ajaran-ajaran agama yang dapat dijadikan teladan
bagi pembacanya.
Ragam
Sastra
Dilihat
dari bentuknya, satra terdiri dari 4 bentuk, yaitu :
1. Prosa
Bentuk
sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh
aturan-aturan seperti dalam puisi.
2. Puisi
Bentuk
sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan adat serta
indah. Puisi sendiri terdapat 2 jenis, yaitu, puisi lama dan puisi baru. Untuk
puisi lama, selalu terikat oleh kaidah-kaidah atau aturan tertentu. Sedangkan puisi
baru, puisi bebas yang dalam artian memiliki gaya
bebas dalam berbagai unsur – unsurnya serta tidak terikat oleh aturan-aturan.
3. Prosa Liris
Bentuk
sastra yang disajikan seperti bentuk puisi, namun menggunakan bahasa yang bebas
terurai seperti pada prosa.
4. Drama
Bentuk
sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta
disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu
drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan
Dilihat
dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu:
1. Epik
Karangan
yang melukiskan sesuatu secara objektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan
pribadi pengarang.
2. Lirik
Karangan
yang berisi curahan perasaan secara subjektif.
3. Didaktik
Karya
sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tata krama,
masalah agama, dan lain-lain.
4. Dramatik
Karya
sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian (baik atau buruk) dengan
pelukisan yang berlebih-lebihan.
Dilihat
dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 (tiga) bagian berikut:
1. Kesusastraan
lama
Kesusastraan
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia
2. Kesusastraan
Peralihan
Kesusastraan
yang hidup pada zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi.
3. Kesusastraan
Baru
Kesusastraan
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia.
Unsur
Sastra
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya, yaitu, unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti: tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrisik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya, menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.
1. Unsur
intrinsik
Unsur
intrinsik adalah unsur-unsur yang berada di dalam karya sastra itu sendiri.
Unsur intrinsik meliputi :
a.
Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama / pokok pikiran yang menjiwai sebuah
karya sastra yang digunakan sebagai dasar penulisan suatu karya sastra.
b.
Latar ( seting )
Unsur dalam suatu karya sastra yang menunjukkan dimana,
bagaimana dan kapan peristiwa dalam cerita itu berlangsung. Latar ada tiga
macam :, yaitu :
–
Latar tempat / geografis, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian
dalam karya tersebut.
–
Latar waktu, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kapan terjadinya dalam karya
tersebut.
–
Latar sosial, yaitu latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c.
Alur ( plot )
Jalan cerita di dalam karya sastra atau unsur yang berwujud
jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan ( koherensi ) tertentu yang
diwujudkan oleh hubungan sebab akibat, tokoh, tema atau ketiganya.
Alur dibagi
menjadi tiga ( 3 ) yaitu :
1.
Alur Maju
Adalah
suatu peristiwa yang diutarakan dari awal hingga akhir, atau masa kini hingga
masa depan.
2.
Alur Mundur atau Sorot Balik atau Flash Back
Adalah
rangkaian peristiwa yang menjadi penutup atau diutarankan terlebih dahulu atau
masa kini, baru menceritakan kenangan masa lalu dari salah satu tokoh.
3.
Alur Campuran
Adalah
rangkaian peristiwa pokok yang diutarakan. Dalam mengutarakan peristiwa pokok
pembaca diajak mengenang masa lampau, kemudian mengenang peristiwa pokok yang
sedang dialami tokoh utama.
d.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh
adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam karya sastra. Penokohan
adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam cerita.
e.
Karakter : perwatakan : sifat-sifat yang diperankan oleh setiap tokoh cerita.
f.
Konflik
Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam cerita. Konflik dibedakan
menjadi dua ( 2 ) yaitu :
–
Konflik batin : masalah yang timbul pada diri si pelaku.
–
Konflik antar pelaku : masalah yang timbul diantara tokoh-tokoh dalam cerita.
g.
Sudut pandang
Posisi pengarang atau penempatan diri pengarang di dalam cerita
yang dibuatnya. Sudut pandang ada tiga ( 3 ) yaitu :
–
Orang pertama : pengarang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita yang
dibuatnya. Biasanya menggunakan kata ganti orang pertama ( aku, saya )
–
Orang kedua : pengarang terlibat di dalam cerita tetapi bukan sebagai tokoh
utama.
–
Orang ketiga : pengarang sama sekali tidak terlibat dalam cerita. Biasanya
menggunakan kata ganti ( dia, ia ).
h.
Gaya bahasa
Cara yang khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui
bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.
i.
Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita
atau karya yang dibuatnya.
2.
Unsur ekstrinsik
Unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi :
– Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
– Latar belakang kehidupan pengarang
– Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
Bagaimana? Kalian sudah paham kan? Dengan belajar Sastra lengkap dengan pengertian, fungsi, ragam dan unsur sastra, kita akan semakin mudah untuk menciptakan karya sastra yang mampu menginspirasi semua orang. Semoga bermanfaat. Salam literasi.
No comments:
Post a Comment