Hay, sobat
Sastra Indonesiaku, sebelumnya kita sudah membahas tentang Puisi Lama. nah,
disini kita akan membahas puisi modern. Sebelum kita menuju pembahasan, kita
ulas lagi nih sedikit tentang perbedaan puisi lama dan puisi modern.
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan yang
ada mulai dari rima, ritma jumlah baris dan ditandai dengan bahasa yang padat.
Sedangkan puisi modern atau puisi baru adalah Puisi modern merupakan puisi
bebas yang dalam artian memiliki gaya bebas dalam berbagai unsur - unsurnya.
Tidak ada aturan dalam jumlah baris, rima puisi puin tak lagi menjadi ptokan,
puisi modern mewakili kondisi zaman saat ini yang menginginkan fredoom atau
kebebasan.
Baca juga Perbedaan Novel dan Novellet
Baca juga Perbedaan Novel dan Novellet
Jadi
sobat, puisi lama dan puisi modern sangat berbeda ya, perbedaannya sangat jelas
terlihat dari ciri-cirinya. Ciri-ciri puisi modern atau puisi baru, antara lain
:
- Bentuk puisi baru rapi, serta simetris.
- Mempunyai sajak akhir (sajaknya teratur).
- Sebagian besar puisi baru terdiri dari 4 seuntai.
- Tidak terikat pada sebuah aturan. (Baik dari segi baris, suku kata dan rimanya semuanya bebas).
- Dibuat atas dasar kemauan sang pengarang puisi (penulis).
- Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
Adapun jenis-jenis Puisi Modern yang dibedakan
menurut isinya, yaitu :
1. Ode
Ode adalah puisi yang mengungkapkan
sanjungan atau pujaan kepada orang-orang yang berjasa atau tentang
kepahlawanan. Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius, sehingga
karakteristik bahasanya terlihat lebih berbeda daripada puisi-puisi baru jenis
lain.
Contoh :
Teratai
Karya :
Sanusi Pane
Dalam
kebun di tanah airku
Tumbuh
sekuntum bunga teratai
Tersembunyi
kembang indah permai
Tidak
terlihat orang yang lalu
Akarnya
tumbuh di hati dunia
Daun
berseri Laksmi mengarang
Biarpun ia
diabaikan orang
Seroja
kembang gemilang mulia
Teruslah,
O Teratai Bahagia
Berseri di
kebun Indonesia
Biar
sedikit penjaga taman
Biarpun
engkau tidak dilihat
Biarpun
engkau tidak diminat
Engkau
turut menjaga Zaman
2. Epigram
Epigram
adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah kebenaran. Dilihat
dari strukturnya, epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis dalam
bentuk sederhana, singkat, lansung tertuju pada tujuan, serta menggunakan
kosakata yang berlebihan. Kata “epigram” berasal dari bahasa Yunani, epigramma
yang berarti pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal
yang benar.
Contoh :
Arti Hidup
Hidup adalah
perjuangan
Berani menghadapi tantangan
Hadup adalah perjuangan
Bertahan dikala datang cobaan
Hidup adalah perjuangan
Maka berjuanglahh untuk hidup
Berani menghadapi tantangan
Hadup adalah perjuangan
Bertahan dikala datang cobaan
Hidup adalah perjuangan
Maka berjuanglahh untuk hidup
3. Remance
Romance
adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan, romance pada umumnya
lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan yang pernah dialaminya.
Contoh :
Mencintaimu
Mungkin aku bukanlah cinta yang paling sempurna
Hanya sebatas hati yang ingin mencurahkan rasa padamu
Karena mencintaimu adalah keindahan dilangit hatiku
Dan, mencintaimu adalah kesempurnaan kebahagiaan hatiku.
Aku mencintaimu
Seperti bunga mencintai keharumannya
Seperti hujan mencintai tetes airnya
Seperti bulan mencintai malamnya
Seperti matahari yang mencintai cahayanya
Jantung ini tidak akan berdetak selamanya
Tapi jika Tuhan mengijinkan
Selama jantungku berdetak
Ijinkan mencintaimu dalam ketulusan
Aku mencintaimu
Bukan karena aku inin memiliki apa yang ada di dalam dirimu
Hanya ingin melihatmu tersenyum
Melukis rasa bahagia di setiap titian hidupmu
Aku mencintaimu
Bukan karena aku kagum pada dirimu
Hanya ini membuatmu sempurna
Meski aku tak pernah bisa sempurna
Aku mencintaimu
Bukan kemarin atau saat ini
Tapi percayalah,
Kemarin, kini, dan nanti
Adalah saat-saat di mana aku kan terus mencintaimu.
(ditulis
penyair tanpa nama)
4. Elegi
Elegi adalah
puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang
digambarkan di salam elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas hal
yang pernah dialami, atau bisa juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah
dilakukan di masa lalu.
Contoh:
Dalam rintihan hati
Aku selalu menyebut nama-Mu
Renungi dosa yang tak terampuni
Khilaf-khilaf kian perih
Sembahyangku bersujud kepada-Mu
Merangkai doa yang kian banyak
Menepis rasa sesal di hati
Oh Tuhan...
Hanya kepada-Mu aku memohon
Ampunilah dosa dan lhilafku
(ditulis
oleh Dhea Permata Resky dengan judul “Doa dan Khilaf)
5. Satire
Satire
adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang
yang memiliki kedudukan (jabatan). Satire berasal dari bahasa Latin, satura
yang berarti sindiran atau kecaman. Tokoh sastrawan yang sering menulis satire
adalah W.S. Rendra.
Contoh:
Aku bertanya...
Tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Membentur jidat penyair-penyair salon,
Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
Termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian
(W.S. Rendra
dengan judul “Aku Bertanya)
6. Himne
Himne adalah
puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan atau pujian-pujian untuk tanah air
tercinta serta pahlawan yang telah ikut berjuang membela kemerdekaan. Kata
“himne” berasal dari bahasa Yunani, hymnos yang berarti pujian atau pujaan.
Contoh :
Aku kecil namun aku tak bisa dianggap kecil
Aku lemah namun aku tak bisa menyerah
Selama nyawa masih melekat di dalam raga
Dan suara detak jantung msih terasa
Ku akan terus berlari mengejar sang surya
Walaupun aku miskin bukan berarti aku tak punya
Dengan semangat empat lima
Dengan suara lantang mendeka
Ku terus kobarkan sang saka
Demi bangsaku tercinta
(ditulis
oleh Fia Afridah dengan judul “Bangsaku”)
7. Balada
Balada
adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi,
mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang
ditulis menyerupai dialog oleh pengarang dengan tujuan untuk menghidupkan
cerita yang ada di dalamnya.
Contoh:
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya dipucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepun hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah dibahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan metiku jauh orang pap
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa
Anak parah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang
Joko Pandan! Di mana ia?
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Bedah perutnya tapi maish setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menunggung kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak ansoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.
Joko Pandan mengak, menjilat darah di pedang
Ia telah terbunuh bapaknya.
(ditulis
oleh W.S. Rendra dengan judul “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo)
Demikian ulasan tentang Puisi Modern yang dapat saya jelaskan. Tidak mudah memang untuk menciptakan sebuah puisi, akan tetapi dengan usaha dan niat yang baik, tentu saja semuanya akan terasa lebih mudah. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya :)
No comments:
Post a Comment