Friday, March 31, 2017

Puisi Lama - Ciri-ciri dan Jenis Puisi Lama



Apa kabar semua sahabat Sastra Indonesia? Disini kita akan mengulas tentang puisi lama. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tentu saja kita sudah mempelajari puisi lama. Puisi lama memang berbeda dengan puisi modern. Untuk itu, penting bagi kita untuk mempelajari dan mengetahui jenis-jenis puisi lama.

Puisi adalah adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru.
Baca Juga Puisi Modern




Pengertian Puisi Lama 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan yang ada mulai dari rima, ritma jumlah baris dan ditandai dengan bahasa yang padat. 

Aturan-aturan yang mengikat puisi lama, antara lain :

  • Jumlah kata dalam 1 baris
  • Jumlah baris dalam 1 bait
  • Banyak suku kata tiap baris
  • Persajakan (rima)
  • Irama


Ciri-ciri Puisi Lama

Memang puisi lama dan puisi modern tidak jauh berbada. Untuk membedakannya, kita bisa melihat dari ciri-cirinya. Dengan demikian, kita bisa membedakannya dengan mudah.

Berikut ini merupakan ciri-ciri puisi lama :

  1. Puisi rakyat yang tak mengenal pengarangnya
  2. Sastra lisan, karena penyampaiannya dari mulut ke mulut
  3. Terikat dengan aturan-aturan, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima


Jenis-jenis Puisi Lama


Jenis-jenis puisi lama, diantaranya :

1. Mantra 
Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib sebagaimana doa.
Contoh mantra:
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang tua
Aku sapa tidak berbunyi

2. Pantun
Pantun adalah puisi lama. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memlihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama.
Pantun mempunyai tiga ciri, yaitu :

  1. Terdiri atas empat baris yang berpola ab-ab.
  2. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
  3. Dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi

Contoh pantun:
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang.

3. Karmina 
Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti lamaran, pernikahan, pesta budaya, dll. 

Contoh karmina:
Satu dua tiga empat
Kakek tua pakai tongkat

4. Gurindam  
Gurindam adalah puisi lama yang berisi tentang suatu nasihat.
Gurindam  mempunyai tiga ciri, yaitu :

  1. Setiap bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c).
  2. Jumlah suku kata dalam baris antara 10-14 suku kata.
  3. Hubungan antar baris satu dan dua membentuk kalimat majemuk yang mempunyai hubungan sebab- akibat.

Contoh gurindam:
Tahu pekerjaan tidak baik, tetapi dikerjakan
Bukannya manusia, itulah setan.

5. Syair 
Syair adalah jenis puisi lama yang berirama yang berasal dari daerah arab.
Syair mempunyai empat ciri, yaitu :

  1. Setiap bait terdiri dari empat baris dan bersajak a-a-a-a.
  2. Setiap baris mempunyai makna yang paling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya.
  3. Kebanyakan syair ,menceritakan kisah yang mengandung nasihat / petuah.
  4. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

Contoh syair:
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah kerajaan yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana

6. Seloka 
Seloka adalah jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan ejekan. Kata “seloka” diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun peranannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris, tetapi ada juga yan ditulis lebih dari empat baris.

Contoh seloka :
Naik motor milik si Aan
Siang-siang kena panas
Supaya selamat sampat tujuan
Taatilah lalu lintas

7. Talibun 
Talibun adalah jenis pantun panjnag yang terdiri dari lebih dari empat baris yang kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, delapan, sepuluh, dua belas baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya terdiri dari enam atau delapan baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris seperti itu tetap ada.
Apabila talibum terdiri dari enam baris maka tiga baris pertama dikategorikan sebagai sampiran, sementara tiga baris kedua dikategorikan sebagai isi. Apabila talibun terdiri dari delapan belas baris maka empat baris pertama dikategorikan sebagai sampiran semetara empat baris kedua dikategorikan sebagai isi.

Contoh Talibun 6 baris :
Pasang wajah muka memelas
Orang sekitar sampai kesal
Hingga semua berpaling muka
Tuntutlah ilmu dengan ikhlas
Agar kelak tak menyesal
Siap menghadapi tantangan dunia

Contoh Talibun 8 baris :
Kelu paku kacang belimbing
tempurung lenggang-lenggangkan
dibawa orang ke Seruasa
bawa serta dengan sayaknya
anak dipangku kemenakan dibimbing
orang kampung dipertenggangkan
jaga kampung jangan binasa
jaga serta adat dan agamanya

Nah, demikian penjelasan tentang puisi lama serta jenis-jenis puisi lama. Semoga bermanfaat untuk sahabat semuanya, terutama bagi yang sedang belajar Bahasa dan Sastra Indonesia.